TIM RELAWAN WABAH MUNTABER LEMBAH KAMUU KABUPATEN NABIRE
Sekertriat: Jln. Merdeka, No.08, Karang Mulia, Nabire, Papua.
Contact Person: 085240779699,
LAPORAN KEGIATAN TIM PEDULI WABAH MUNTABER DI LEMBAH KAMUU DI KABUPATEN NABIRE
PENDAHULUHAN
1.1 LATAR BELAKANG WABAH MUNTABER
Ketika adanya pengungkapan kasus kematian masyarakat Kamuu akibat penyakit Muntaber oleh Tim Kemanusiaan Masyarakat Nabire melalui media masa maupun informasi melalui Via telepon. Dalam menanggapi persoalan ini, masyarakat nabire yang peduli terhadap keselamatan jiwa masyarakat Lemba Kamuu, isu hangat mengenai Wabah Muntaber dan Kolera berkembang dengan cepat.
Opini public pun berkembang dengan cepat dalam kalangan birokrasi Pemerintahan Daerah namun tingkat penanggulangan terhadap persoalan Wabah Muntaber dan Kolerqa ini tidak pernah ada perhatian yang serius. Tetapi ada ada Cuma proses pembiaran. Hal ini mengakibatkan banyak Masyarakat Lembah Kamuu yang meninggal dunia.
Proses Pembiaran yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire terhadap Wabah ini dapat diketahui melalui berbagai aktivitas yang di
I KRONOLOGI KEMATIAN WARGA KAMUU AKIBAT WABAH MUNTABER
Pengungkapan masalah kematian masyarakat Kamuu akibat Muntaber mencuak ke public melalui berbagai media local maupun nasional oleh Ketua Koordinator Perdamaian dan Keadilan Kabupaten Nabire, Paniai dan Pungak Jaya, berbagai opini mayarakat nabire pun terbangun dari mulut ke mulut bahkan ada pihak-pihak yang tidak bertangung jawab yang membata tim kemanusiaan ini mengenai jumlah masyarakat Kamuu yang meninggal akibat wabah Muntaber.
Wabah Muntaber awalnya muncul di desa Ekimanida dan Makidimi pada tanggal 6 April 2008. korban pertama akibat penyakit Muntaber adalah Gooimoupai Good dan Tince Edowai ( 2,6 bln ). Kemudian pada bulan yang sama, penyakit ini mulai berkembang ke desa Idakotu. Desa Idakotu adalah Desa tetangga dari desa Ekimanida.
Jumlah korban yang meninggal pada bulan april di desa Ekimanida, Makidimi dan Idakotu adalah: 25 orang. 25 orang ini terdiri dari:
1. Desa Ekimanida : ada 11 orang
2. Desa Makidimi : ada 9 orang
3. Desa Idakotu : ada 5 orang
Total keseluruhan : ada 25 orang yang meninggal dunia pada bulan April 2008
Dengan mempertimbangkan tidak adanya keprihatinan Pemerintah Distrik Kamuu dan Puskesmas Moanemani terhadap kematian masyarakat dari desa Ekimanida dan Idakotu maka pada tanggal 28 April 2008 seorang ibu Rumah Tangga yang berinisial Paulina Tebay ( 45 thn ) bersama beberapa Tokoh Mayarakat dan Intelektual sempat mendatangi Ruang Kepala Puskesmas Moanemani guna melaporkan kematian warga kedua desa tersebut diatas.Ibu PaulinaTebay mengatakan bahwa apakah kamu melihat atau tidak di desa Ekimanida dan Idakotu ada 17 orang yang meninggal dunia. Kalau kamu tidak tanggani segera maka jumlah korban yang meninggal akibat Muntaber akan bertambah banyak., saya minta kamu segera tanggani masalah ini dengan cepat. Setelah para petugas Puskesmas Moanemani menerima keterangan dari Ibu Paulina Tebay maka keesokan harinya, Tanggal 29 April para petugas Puskesmas Moanemani melakukan pengobatan Masal dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Kedua desa ( desa Ekimani dan Idakotu ) selama 2 hari. Walaupun para petugas Medis Puskesmas Moanemani turun ke kedua desa ( desa Ekimani dan Idakotu ) namun tidak dapat membatasi jumlah kematian masyarakat dari kedua desa tersebut diatas.
Melihat jumlah kematian masyarakat di kedua desa yang sedang meningkat maka kepala Puskesmas Kamu Moanemani mengatakan bahwa Sesuai Kemampuan para medis kami coba tetapi namun tidak bisa atasi jadi ini disebabkan oleh faktor lain, jadi warga masyarakat harus siapkan beli garam 1 bungkus lalu setiap kali diminum setengah sendok campur gula 1 sendok lalu harus diputar lalu diminum. Setelah itu Tanggal 2 Mei 2008 Kepala Puskemas Kamu Moanemani Melaporkan kejadian wabah muntaber itu kepada Dr Daniel Lumangkin Kasub P2M pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire. Selama 4 hari Dinas Keehatan Kabupaten Nabire tidak buat apa-apa, lalu pada tanggal 6 Mei 2008 Tim dari Dinas Kesehatan Nabire bersiap untuk naik ke Moanemani setelah ada perintah dari Sekda kabupaten Nabire. Pada tanggal 7 Mei 2008 Tim Medis Naik Ke Moanemani dan mereka melayani masyarakat Ekemanida dan Idakotu di Puskesmas Moanemani selama 5 hari, bukan mendirikan Posko pengobatan. Pada tanggal 12 mei 2008 Tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire kembali ke Nabire. Seorang Wartawan yang menawarkan diri untuk ikut terlibat dalam Tim Medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire pun sempat ditolak tawarannya, dengan mengatakan bahwa ada urusan apa sehingga anda mau bergabung dengan kami, anda tidak perlu ikut kami, kata Kasubag Tata usaha Dinas Kesehatan Kabupupaten Nabire.
Pada Tanggal 13 Mei 2008 Tim Peduli Kemanusian Masyarakat Nabire, diantaranya: Yones Douw, Pdt Daud Auwe M.Div dan Jeck Dogomo Pr menghadap ke Dr Daniel Lumangkin kepala bidang P2M pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire. Kemudian beliau mengatakan sampai dengan tanggal 12 Mei 2008 korban yang meninggal Dunia berjumlah 17 Orang tetapi jumlah ini sempat dibanta oleh Tim Kemanusian Masyarakat Nabire saat bertemu maupun melalui media ( cetak maupun elektronik ) bahwa jumlah masyarakat Kamuu yang meninggal Dunia berjumlah 34 orang. Lanjut dia ( Dr Daniel ) bahwa kami melakukan pengobatan masal kepada masyarakat Desa Ekemanida dan Desa Idakotu dan tidak ada korban yang meninggal dunia lagi. Dan Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire publikasikan bahwa masalah wabah Muntaber sudah teratasi jadi sekarang tidak ada lagi korban yang berjatuhan.
Keterangan tersebut diatas ini tidak dapat dibenarkan karena kematian masyarakat Kamuu akibat penyakit Muntaber ini muncul di desa-desa lain yang bukan merupakan desa tetangga dari desa Ekimani, Idakotu dan Makidimi pada bulan Mei 2008, seperti:
Desa Dogimani, Desa Denemani, Desa Godide, Desa Boduda, Desa Ekimani, Desa Kimupugi, Desa Duntek, Desa Dikiyouwo, Desa Deiyai, Desa Mogou, Desa Bukapa
Jumlah korban yang meninggal pada bulan Mei 2008 di Desa – desa tersebut diatas adalah:
1. Desa Dogimani : ada 9 0rang,
2. Desa Denemani : ada 17 orang
3. Desa Godide : ada 1 orang
4. Desa Boduda : ada 3 orang
5. Desa Ekimani : ada 6 orang
6. Desa Kimupugi : ada 1 orang
7. Desa Duntek : ada 3orang
8. Desa Dikiyouwo : ada 1 orang
9. Desa Deiyai : ada 1 orang
10. Desa Mogou : ada 1 orang
11. Desa Bukapa : ada 3 orang
12. Desa Ekimanda : ada 18 orang
13. Desa Idakotu : ada 20 orang
14. Desa Makidimi : ada 1 orang
Total keseluruhannya : ada 84 orang
Jumlah keseluruhan masyarakat Lembah Kamuu yang meninggal dunia pada bulan Mei 2008 adalah: 84 Orang.
MSF ( Medicins Sans Frantieres ) atau Dokter tanpa batas mereka berhasil menggunjungi rumah-ke rumah dari para korban dan membantu 42 macam obat kepada Puskesmas Moanemani, mereka melayani masyarakat Lembah Kamuu selama kurang lebih 2 minggu pada bulan Mei.
Pada tanggal 6 Juni 2008 Tim Oxfam Naik Ke Moanemani dan mereka membantu memperbaiki Pipa air dan masukan air ke ruang perawat, pasang talas air , pasang kelambu di tempat tidur perawat ,dan membuat tempat tidur perawat, Bantu aboket dan obat-obatan. Atas desakan dari Kelompok Kemanusiaan Masyarakat Kabupaten Nabire maka Pada tanggal 6 Juni 2008 juga Tim Medis Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire naik ke Moanemani untuk yang kedua kalinya. Mereka melayani pasien di Puskesmas Moanemani selama 5 hari dan mereka sempat mengambil air di Kali Tuka dan Kali Okeiya di desa Mauwa guna melakukan penelitian di laboratorium. Hal ini dilakukan untuk mencari tahu penyabab kematian warga Lembah Kamuu. Setelah tim dokter ini turun ke Nabire, mereka langsung bekerja sama dengan para dokter yang ada di Rumah Sakit Dok II. Hasilnya dapat dinyatakan Penyakit Kolera pada bulan Juni.
Kehadiran MSF, Tim Oxfam, Tim Medis P2M dari Kabupaten Paniai serta P2M dari Rumah Sakit Karitas di Lembah Kamuu hanya dapat memperhambat laju kematian masyarakat Lembah Kamuu. Hal ini artinya bahwa pelayanan beberapa Tim tersebut diatas ini tidak dapat menghentikan wabah Muntaber yang sedang terjadi di Lembah Kamuu tetapi hanya memperhambat laju kematian masyarakat Lembah kamuu. Kenyataan ini dapat dibuktikan karena pada bulan Juni 2008 jumlah Korban yang meninggal semakin meningkat. Kali ini wilayah kekuasaan wabah Muntaber semakin meluas. Selain desa-desa yang sedang terserang wabah muntaber, ada pula desa-desa baru yang kena wabah ini pada bulan Juni 2008, diantaranya: desa Kigamani, Idakebo, Pugatadi I, Tibai dan Siriwo. Jadi desa – desa yang telah terserang wabah Muntaber pada bulan Juni 2008 secara keseluruhan meliputi:
1. Desa Ekimanida : 3 Orang
2. Desa Idakotu : 2 Orang
3. Desa Dogimani : 3 Orang
4. Desa Denemani : 28 Orang
5. Desa Godide : 3 Orang
6. Desa Boduda : 4 Orang
7. Desa Ekimani : 7 Orang
8. Desa Dikiyouwo : 1 Orang
9. Desa Mogou : 1 Orang
10. Desa Bukapa : 1 Orang
11. Desa Kigamani : 3 Orang dan 3 orang Kolera
12. Desa Idakebo : 4 Orang
13. Desa Pugatadi I : 4 Orang
14. Desa Tibai : 1 Orang
15. Desa Siriwo : 1 Orang
Total keseluruhan : 69 orang Lembah Kamuu yang meninggal dunia pada bulan Juni 2008.
Pada bulan Juli 2008 terjadi penambahan terhadap orang yang meninggal akibat wabah Muntaber, bahkan pada bulan ini muncul juga penyakit baru ( Kolera ). Menurut Tim Dokter Gabungan dari Dinas Kesehatan Nabire dan tim dokter dari Jayapura yang berangkat ke Lembah Kamuu dan mereka melakukan pelayanan medis dan penyuluhan kepada masyarakat – masyarakat Lembah Kamuu yang berasal dari 4 desa ( Mauwa, Ikebo, Kimupugi dan Mauwa ) yang berdekatan dengan ibukota distrik ( Moanemani ) saja dan tidak termasuk dengan desa –desa yang ada di 4 distrik Pemekaran ( Kamuu Utara, Kamuu selatan Kamuu Barat dan Kamuu Timur ) dari distrik induk Kamuu ( ibukotanya Moanemani ). Dalam penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh Tim Dokter tersebut diatas, mereka mengatakan bahwa masak air baru minum, buat jamban ( WC ), jaga kebersihan lingkungan, jangan mandi dan mencuci di air kali Tuka di Moanemi dan Kali Okeiya di desa Mauwa karena kedua kali ini sudah tercemar dan kedua kali ini mengandung Kolera Disentri. Jadi masyarakat Lembah Kamuu yang meninggal ini telah terjangkit penyakit Kolera namun yang disayangkan adalah mereka ( Tim dokter ) tidak sempat menjelaskan hal – hal apa saja yang menjadi pengangan buat masyarakat untuk memperhambat jumlah kematian yang sedang menyerang masyarakat Lembah Kamuu.
Dari hasil penyuluhan yang dilakukan oleh Tim dokter ini tidak dapat menyelesaikan persoalan kematian tetapi malah memperumit, menghambat ruang gerak masyarakat Lembah Kamuu serta memunculnya persoalan baru. Karena dalam kehidupan masyarakat Lembah Kamuu sejak dahulau kala hingga tahun 2007, mereka baru terjangkit jenis penyakit ini. Dan yang paling aneh lagi, desa-desa yang jauh dari kedua kali tersebut serta tidak pernah mengkonsumsi kedua kali ( Kali Tuka dan Kali Mauwa ) pun terjangkit penyakit ini. Tetapi orang Pendatang ( Orang Jawa, Sumatra dan Sulawesi ) yang berpuluh-puluh tahun mengkonsumsi air Kali Tuka, tidak ada yang terjangkit Penyakit Muntaber maupun Kolera.
Pada bulan Juli 2008, kasus penyakit yang mengidap masyarakat Lembah Kamuu telah dikategorikan sebagai kasus luar biasa, dan penanganannya pun harus secara serius dengan jangkah waktu penanganannya minimal 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Namun pada kenyataannya, Tim Medis dari Kabupaten Nabire tidak pernah menanganinya secara serius.
Walaupun beberapa tim medis yang sempat turun ke Moanemani guna penanganan wabah kolera tetapi Jumlah korban yang meninggal akibat wabah kolera semakin meningkat. Desa – desa yang terjangkit penyakit Kolera pada bulan Juli 2008, meliputi:
1. Desa Idadagi : 13 Orang
2. Desa Kigamani :
3. Desa Ekimanida
4. Desa Dogimani
5. Desa Ugapuga :
6. Desa Egebutu
7. Desa Digikebo
8. Desa Boduda
9. Desa Bogiyateugi
10. Desa Ugikagouda
11. Desa Maatadi
12. Desa Kimupugi
13. Desa Digitouwo
14. Desa Makidimi, Denemani, Godide, Boduda, Ekimani, , Duntek, Dikiyouwo, Deiyai, Mogou, dan Bukapa, Idakebo, Pugatadi I, Tibai dan Siriwo
Walaupun Tim Medis dari Dinas Kesehatan naik melakukan pelayan pengobatan di Lembah Kamuu tetapi jumlah korban terus bertambah.
yang meninggal akibat penyakit Muntaber, Kemudian jumlah kematian Masyarakat Kamuu ini tetangga yang lainnya pada bulan yang sama misalnya; desa Idakotu, Hal ini keterkaitannya dengan jumlah kematian masyarakat Kamuu yang berkisar hingga 147
XI. Daftar Kematian Akibat Wabah Muntaber lembah kamu
UNTUK TABEL LENGKAP NYA LIHAT DAN KUNJUNGI DI BLOG KAMI FRIENDSTER
http://amoyemee.blog.friendster.com/
DAN LIHAT LAGI :
http://www.flickr.com/photos/kkampjogya4westpapua/page2/
http://www.pemupukanrasismepapua.blogspot.com/
http://menasetugaskampus.blog.friendster.com/
http://aliansimahasiswapapua.blogspot.com/
http://westpapuanews.multiply.com/
http://edoway-yunus.blogspot.com/
III FAKTA LAPANGAN
3.1. Fakta pelayanan medis
Menurut hasil temuan lapangan yang kami dapat mengenai pelayanan medis di Puskesmas Moanemani di Distrik Kamuu Kabupaten Nabire, adalah sebagai berikut:
v Faktor Kemalasan
Faktro kemalasan ini muncul ketika kami turun kasih bantuan obat-obatan di Puskesmas Moanemani kami tidak pernah bertemu dengan para petugas Puskesmas tetap yang melayani pasien. Kami hanya bertemu dengan Kepala Rawat Nginap/ UGD sehingga bantuan obat-obatan yang kami bawah, kami langsung kasih kepada Kepala Rawat Nginap/ UGD.
Data lapangan yang kami dapat bahwa ada 2 orang Petugas Medis Yang datang Cuma absent dan setelah itu balik entah kemana arah mereka serta ada Petugas Medis yang sante-sante di sekitar Puskesmas dengan menggunakan pakaian Dinas.
Sewaktu para Tenaga Medis memasukan bantuan obat-obatan kedalam Gudang Farnasi Puskesmas Moanemani, kami lihat stok persediahaan obat di Gudang Farmasi sudah mulai habis.
Saat yang bersamaan kami ketemukan ada 2 orang mantri yang datang ke Puskesmas tetapi mereka balik langsung dan tidak melayani para pasien yang sedang antri di ruang loket serta ruang – ruang lainnya. Kondisi pelayanan yang kami ketemukan dilapangan bahwa yang melayani setiap ruangan hanya 2 orang mantra dan satu orang suster.
Kerena stok gudang farmasi habis, kepala Puskesmas Moanemani sudah turun ke Nabire guna membeli obat di Apotik Nabire.
v Adanya Factor Pemanfaatan
1. Ada dugaan bahwa factor pemanfaatan pelayanan pun terjadi di Puskesmas Moanemani. Kecurigaan ini muncul ketika ada beberapa mantri yang statusnya sebagai Pegawai tetap ( PNS) tetapi mereka tidak melakukan tugas dan fungsi mereka sebagai seorang Tenaga Medis tetapi mereka memanfaatkan jabatan Mantri untuk memuaskan kebutuhan pribadi mereka dengan cara tidak halal.
2. Pemanfaatan tenaga Bidan Desa di Tingkat Desa maupun Bidan Distrik tanpa memperhatikan kesejahteranan Para Bidan Desa secara serius oleh Pemerintah Daerah baik di Tingkat Distrik, Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire maupun Pemerintahan Derah Kabupaten Nabire.
v Penyediaan Fasilitas Puskesmas Moanemani
1. Kebersihan lingkungan dan halaman Puskesmas kurang mendukung.
2. Listrik di Puskemas Moanemani tidak ada sehingga Pasien Muntaber yang rawat nginap selalu pasang lilin 1 fak setiap malam.
3. Tidak ada WC untuk Pasien dan umum sehingga buang air besar dan kecil di belakang Ruang rawat Nginap.
4. P2M tidak berfungsikan sebagai bagian yang dapat menanggani kasus Wabah Muntaber Kabupaten Nabire begitupun Subpelen juga tidak berfungsi sehingga jumlah korban begitu banyak terjadi.
5. Tidak adanya pelayan makanan bagi para pasien rawat nginap
6. Tidak ada Tenaga Cleaning Service
7. Kurangnya fasilitas Laboratorium Puskesmas
8. Kurangnya perumahan Dinas Kesehatan di Tingkat distrik, sehingga beberapa tenaga medis tinggal di Perumahan masyarakat.
9. kurangnya Tenaga Medis yang melayani Pasien
10. kurangnya Managemen Puskesmas.
v Factor Penanganan Tim Medis dari Kabupaten Nabire
Tim Medis bersama Dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire 3 kali naik ke Lembah Kamu yaitu :
Ø Pertama kali naik tanggal 7 Mei 2008 s/d tanggal 12 Mei 2008. mereka melakukan pelayanan pengobatan masal dan penyuluhan yang berpusat di Puskesmas Moanemani selama 5 hari saja lalu kembali ke Nabire.
Ø Kedua kali naik pada tanggal 6 Juni 2008 s/d tanggal 11 Juni 2008. mereka melakukan pengobatan di Puskesmas Moanemani selama 5 hari.
Ø Ketiga pada tanggal 12 Agustus 2008 s/d 28 Agustus 2008. kali ini Tim Medis naik Ke Moanemani dan membuat posko – Posko pelayanan Kesehatan di 8 tempat yang mereka dirikan namun pada kenyataannya ada 4 poskoh yang mereka ( Tim medis ) dirikan. Keberangkatan Tim Medis ini ke Moanemani karena Koalisi Hak – Hak Sipil Masyarakat Papua menuntut kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire untuk mendirikan Poskoh Penanganan Wabah muntaber di Lembah Kamuu melalui aksi Demo Damai. Sehingga Pemerintah daerah membuat Tim dan besoknya, mereka berangkat Kemoanemani melalui Pesawat Avia Star, pada jam 9:00 WP, tanggal 12 Agustus 2008.
Ø yaitu:
1. Distrik Dogiyai ada 2 Posko. 2 posko ini berpusat di Desa Dogimani dan Desa Egebutu
I. Posko 1 di Desa Dogimani. Posko di desa dogimani di Ketuai oleh Dr. syaifur. Anggotanya : Debora Anouw, Esebius Tebay, Martina Dogomo dan Yosias Anouw
II. Posko 2 di Desa Egebutu. Posko di desa Egebutu diketuai oleh Dr. Anto, dan anggotanya : Benyamin Dimi, Hendrikus Dimi, Paskalis Edowai dan Khatarina Pekei.
2. Distrik Kamuu Selatan: tidak ada Posko
3. Distrik Kamuu Utara: tidak ada Posko
4. Distrik Kamuu Timur ada 1 Posko untuk pelayanan 4 desa, diantaranya: Desa Boduda, Desa Ugapuga, Desa Deyapa dan Desa Yotapuga. Pusat pelayanan di desa Ugapuga
III Posko 3 di desa Ugapuga. Posko 3 ini diketuai oleh Dr. Rhiko, anggotanya : Marko Pakage, Adriana Mote dan Hubertus Goo
5. Distrik Kamuu ada 1 Posko
IV. Pusat pelayanan Posko 4 di Puskesmas Moanemani yang diketuai oleh Kepala Puskesmas Moanemani, Andreas Bobii yang beranggotakan tenaga medis Puskesmas setempat.
Pusat pelayanan Posko – Posko yang dibuat oleh Tim Medis Kabupaten Nabire yang bekerja sama dengan Puskesmas Moanemani ini, hanya melayani pengobatan masal selama 5 hari. Selanjutnya poskoh – posko ini tidak dilanjutkannya lagi sehingga Para pasien yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan harus berangkat ke Puskesmas Moanemani lagi. Hal ini membuat banyak pasien yang meninggal di tengah jalan. Dan masih ada obat-obatan yang ditinggalkan begitu saja di posko yang dibangun, misalnya ada 5 karton obat yang ditinggalkan oleh tim medis yang menangani di posko I balai desa Dogimani. Dan obat-obat ini tidak ada yang menggunakannya hingga kini, pada hal di Gudang Farmasi Puskesmas Moanemani stok obat hamper habis. Ini adalah fakta lapangan yang kami temukan.
3.2 Kegagalan Pelayanan Pemerintah Daearah, Propinsi dan Pusat
1. Tidak pasang spanduk Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire maupun Puskesmas Moanemani.atau tidak ada posko di Desa anggap rawan muntaber.
2. P2M Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire tidak berfungsikan sebagai bagian yang dapat menanggani kasus Wabah muntaber di Kabupaten Nabire. Begitu pun Subpelen juga tidak berfungsi sehingga jumlah korban begitu banyak terjadi.
3. Komisi D DPRD Kabupaten Nabire yang membidangi kesehatan tidak pernah membahas tentang wabah muntaber yang terjadi di Lembah Kamuu.
4. kurangnya penyediaan mobil Ambulance oleh Pemerintah Daearh sehingga mayat yang meninggal di Puskesmas dibawah pulang dengan menggunakan ojek ( motor ).
5. kurangnya perhatian Pemerintah Daerah, Propinsi dan Pusat terhadap Wabah Muntaber dan Kolera yang terjadi di Lembah Kamuu.
6. ketika wabah ini terjadi Pemerintah Kabupaten Nabire melakukan kegiatan Pilkadah tanpa ada kepedulian mengenai penanganan wabah Muntaber.
3. 3 Opini Para Tenaga Medis di Puskesmas Moanemani, Dinas Kesehatan Nabure dan Pemerintah Kabupaten Nabire
3.3.1 Opini Kepala Puskesmas Moanemani
Menurut Andreas Boby Kepala Puskesmas Kamu Moanemani mengatakan bahwa pihak Puskemas Moanemani telah melakukan langkah-langkah dalam rangka antisifasi diantaranya :
a. Pendidikan pelatihan menangganan wabah muntaber kepada seluruh stap
Puskesmas Moanemani selama 12 Jam ( 1 hari ). Oleh sebabnya, kami telah mengusulkan dana pelatihan ke Pemerintah Daeah Kabupaten Nabire tetapi Pemerintah Kabupaten Nabire tidak pernah ada tanggapan yang positif terhadap permohonan yang pernah kami usulkan.
b. Pelaksanaan pengobatan keliling di bagi 3 rayon, yakni :
1. Rayon I tengah : Desa-desa sekitar kota distrik Kamuu
2. Rayon 2 Barat : Desa-desa kota distrik Kamu Barat.
3. Rayon 3 Selatan : Desa-desa Kota distrik Kamu selatan
c. Laporan-laporan ketingkat atas sudah siap secara tertulis.
Namun demikian belum dilaksanakan dengan baik karena fasilitas
Penunjang, Dana untuk transportaksi, Bantuan Dana untuk gaji Bides serta bantuan obat-obatan tidak pernah diperhatikan secara serius dari Pemerintah Kabupaten Nabire.
3.3.2 Opini Para Tenaga Medis di Puskesmas Moanemani
Setelah kami berikan bantuan obat-obatan yang kami bawah kepada Kepala Ruang Rawat Nginap ( UGD ) Moanemani. Kami mengunjungi para pasien yang sedang dirawat di Puskesmas Moanemani dan kami tidak pernah menemukan satu perawat tetap yang sedang melayani pasien. Dan kami langsung Tanya kepada salah seorang Tenaga Medis bahwa Petugas Medis yang lainnya kemana. Kata Petugas Tenaga medis itu bahwa tidak ada yang melayani pasien, karena mereka ( tenaga medis ) takut. Penyakit ini akan tertular kepada mereka. Yang kedua para Bides yang bertugas disini pun tidak pernah melayani orang sakit. Kalau kita suruh layani pasien mereka ( para Bidan Desa ) bilang mana uang ?. sehingga kami ada 2 orang yang melayani para pasien ini.
3.3.3 Opini Para Bidan Desa di Tingkat Desa dan Distrik
Hasil wawancara dengan para Bidan Desa ( Bides ):
Ø Tim Peduli : kenapa kalian tidak melayani para pasien yang ada di Ruang Nginap?
Ø Bides : mana uang ?
Ø Tim Peduli: uang apa? Kami ini tidak membawa uang, kami juga mahasiswa dan kami datang kesini untuk membantu para masyarakat kami yang kena musibah Muntaber dan yang kami bawah Cuma obat-obatan.
Ø Bides : kalau kalian tidak bawah uang tidak usah bicara banyak dengan kami, dengan nada emosi.
Ø Bides II: ade, kami ini bukan Pegawai Negri, kami hanya membantu bidang tertentu saja disini. Tetapi kami sangat kecewa terhadap managemen Puskesmas ini karena kami sudah melayani pasien dengan baik tetapi kesejateraan kami tidak pernah diperhatikan oleh kepala Puskesmas, dinas Kesehatan serta Pemerintah kabupaten Nabire. Kami ini mau makan apa, apakah kami harus makan batu atau makan tanah.
Ø Bides III: ade-ade begini, kami bisa melayani asal kesejataraan kami yang menjadi hak kami itu yang harus dibayar dulu boleh baru kami akan kerja. Kalau tidak mau bayar, tudak pusing. kami juga tidak akan melayani pasien. Jadi kami sarankan kepada adik-adik, kalau bisa nanti adik – adik menghadap kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire dan Bupati Nabire untuk mengusulkan agar tanaga medis serta tolong memperhatikan kesejateraan para Bidan Desa Tungkat Distrik dan di Tingkat Desa ?.
3.3 Tabel Data pasien Rawat Nginap
ANDA DI HUBUNGKAN DENGAN :
http://www.flickr.com/photos/kkampjogya4westpapua/page2/
http://www.pemupukanrasismepapua.blogspot.com/
http://amoyemee.blog.friendster.com/
http://menasetugaskampus.blog.friendster.com/
http://aliansimahasiswapapua.blogspot.com/
http://westpapuanews.multiply.com/
http://edoway-yunus.blogspot.com/
5 .
6.
8. Tidak pasang spanduk Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) dinas Kesehatan
Kabupaten Nabire maupun Puskesmas Kamu Moanemani.atau tidak ada
posko di Desa anggap rawan muntaber.
9. P2M tidak berfungsikan sebagai bagian yang dapat menanggani kasus
Wabah muntaber Kabupaten Nabire begitupun Subpelen juga tidak
berfungsi sehingga jumlah korban begitu banyak terjadi.
10 Komisi D DPRD Kabupaten Nabire yang membidangi kesehatan tidak
pernah membahas tentang wabah muntaber yang terjadi.
11. Mayat di bawah pulang dari puskesmas kerumah harus mengunakan ojek .
12. Menurut Andreas Boby Kepala Puskesmas Kamu Moanemani mengatakan
pihak puskemas Kamu Moanemani telah melakukan langkah-langkah dalam
rangka antisifasi diantaranya :
a. Pendidikan pelatihan menangganan wabah muntaber kepada seluruh stap
Puskesmas Moanemani selama 12 Jam ( 1 hari ).Tanpa dana pelatihan
dilaksanakan ,tetapi masalah dana pelatihan ini kami akan usulkan
/ajuhkan Pemda Kabupaten Nabire.namun belum ada jawaban dari
Pemda.
b. Pelaksanaan pengobatan keliling di bagi 3 rayo yakni :
1. Rayon I tengah : Desa-desa sekitar kota distrik Kamu.
2. Rayon 2 Barat : Desa-desa kota distrik kamu Barat.
3. Rayon 3 Selatan : Desa-desa Kota distrik Kamu selatan
c. Laporan-laporan ketingkat atas sudah siap secara tertulis.
Namun demikian belum dilaksanakan dengan baik karena fasilitas
penunjang dan Dana untuk transportaksi tidak ada.
3. Kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Jakarta pada saat masyarakat Lembah Kamu
dilandah wabah muntaber.
Masyarakat Lembah kamu lagi sedang dilanda wabah muntaber yang
memakan korban 147 orang .Namun Pemerintah Kabupaten Nabire
, Pemerintah Propinsi Papua dan Pemerintah Jakarta sibuk dengan
Pemekaran- Pemekaran 6 Kabupaten baru Di pedalaman Papua dan Sibuk dengan Kepentingan-kepentingan Pribadi, membiarkan masyarakat nya mati seperti binatang. kegiatan-kegiatan mereka laksanakan adalah :
Selama dan saat Masyarakat Lembah Kamu Moanemani mengalami Kematian Akibat Wabah Muntaber Pemerintah Kabupaten Nabire sibuk mendesak Pemerintah Jakarta bahwa Pemekaran Kabupaten baru Dogiyai segera resmikan dan di lantik Pejabat Karatekernya,Kabupaten Dogiyai ini picah dari Kabupaten Induk Nabire di dalam kabupaten baru Dogiyai ini didalamnya ada masyarakat Lambah kamu.Untuk di ketahui bahwa yang meminta Pemekaran KabupatenDogiyai adalah Kelampok-Kelompok BIN,BAIS,BIA,BAKIN, Intel-Intel Polres /Kodim dan Pejabat-pejabat kaki tangan Jakarta dalam rangka memperlebar atau menambah kekuatan Militer di Daerah Pedalaman Papua dan mempercepat Genosaid.
2, Pada tanggal 20 Juni 2008 Jam 9 00 wp Pemerintahan Susilo Yudoyono memerintah ………Menteri Dalam Negeri Meresmikan dan Melantikan Pejabat Carateker Bupati Dogiyai di lapangan KODIM 1705 Nabire menjawab desahkan dari Kelompok BIN,BAIS,BIA,BAKIN, Intel-Intel Polres /Kodim dan Pejabat- pejabat kaki tangan Jakarta .
Pada Hal saat itu Wabah Muntaber menghantam masyarakat Desa Pugatadi I,Desa Denemani
dan Desa Dogimani Lembah Kamu Dogiyai Nabire.Jadi meminta Pemekaran itu bukan atas tuntutan masyarakat Lembah Kamu/Dogiyai buktinya Penyerahan tanah adat direkayasa oleh kelompok Intel dan saat Perdamain dan Keadilan pergi melihat dari dekat perkembangan wabah muntaber masyarakat mengatakan tidak ada Tanah/lokasi Kabupaten Dogiyai.
Pemerintah Kabupaten Nabire dan DPRD Kabupaten Nabire Sibuk dengan persiapan pemilihan Bupati dan Waki Bupati ( Pilkada) Kabupaten Nabire. Membiarakan masyarakat Lembah kamu yang mati kaya binatang.
Pada tanggal 26 Juni 2008 Bupati Kabupaten Drs A.P You Mengadakan Juwo ( pesta Adat ) di daerah asalnya di Tage ,untuk menyukseskan Juwo ini membawa puluhan ekor babi membeli dengan ratusan juta rupiah dengan mengunakan Mobil Estrada membawa naik dari Nabire lewat jalan darat dan lewat di depan mata masyarakat Lembah kamu lalu sampai di Moanemani Sopir-sopir ini istrahat sambil makan sedangkan mobil parkir di jalan raya lalu masyarakat Lembah kamu berbondong-bondong datang melihat babi-babi yang banyak itu, maka diantara masyarakat itu sendiri baku Tanya ini siapapun babi ya lalu masyarakat yang tahu mengatakan kamu tidak tahukah ini Bupati Drs A P You Punya babi- babi bawa yuwo di Tage. Membiarakan masyarakat Lembah kamu yang mati kaya binatang.
6. Bulan Juni 2008 Pemerintah Susilo Bambang Judoyo memerintahaka kepada …………..Menteri dalam segera Meresmikan 6 Kabupaten baru dan Melantikan 6 Pejabat Karateker Bupati di Pedalaman Papua.
a. 4. Bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire,Pemerintah
dan Pemerintah Jakarta.
Walaupun wabah penyakit muntaber ini telah menelan korban
145 orang meninggal dunia dan puluhan orang sakit hingga hampir meninggal, namun tidak ada perhatian dari pemerintah Daerah Nabire,Pemerintah Propinsi Papua dan Pemerintah Pusat. Pemerintah dari berbagai tingkatan, baik distrik, kabupaten, propinsi maupun Jakarta pusat cenderung apatis dengan wabah mematikan ini. “Pemerintah itu urus apa saja? Di sini banyak orang mati, tetapi mereka sama sekali tidak memberikan perhatian. Mereka hanya sibuk urus politik,urus Pemekaran ,urus mempertahan NKRI di papua dan urusan pribadi saja.Bahkan ada kesan saling lempar tanggungjawab antara satu dengan lainnya. Para Kepala Distrik cenderung meleparkan tanggungjawab kepada Dinas Kesehatan, sementara Dinas Kesehatan melempar tanggungjawab kepada pemerintah distrik, Pemerintah daerah Nabire. “Memang, pemerintah ini kerjanya saling melempar tanggungjawab. Satu melempar tanggungjawab kepada yang lain, sementara yang lainnya balik melempar kepada yang lainnya. Ini menjadi indikator pemerintah tidak peduli dengan penyekit wabah muntaber ini.
Ironisnya lagi, usulan permintaan obat yang disampaikan oleh Yones Douw kepada Kepala Dinas Kesehatan Nabire justru ditanggapi dengan “kurang ajar”. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, Yosina Manuaron, S.KM mengatakan permintaan obat-obatan dari kelompok Peduli kemanusian tersebut dinilai sebagai upaya menjatuhkannya dari jabatan Kepala Dinas yang dipangkunya selama ini. “Ibu Manuarung bilang semua ini untuk menjatuhkan saya dari jabatannya, padahal Kelompok Peduli kemanusian minta obat-obatan yang menjadi tanggungjawab Kepala Dinas.Uang juga menjadi masalah rumitnya penanganan terhadap penyakit ini. Pihak Puskesmas Moanemani mengaku tidak mendapatkan dana operasional dari Kepala Distrik,dari Bupati Nabire yaitu dana Otonomi Khusus sebesar 1 Milyar yang dialokasikan untuk setiap distrik dan tidak ada dapat bantuan dana dari Propinsi Papua dana Otonomi Khusus.
Dan tidak ada bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Nabire sebagai bantuan kemanusian kepada masayarakat Lembah kamu Moanemani.
a.5. Bantuan LSM Wabah Muntaber Lembah Kamu.
1. LSM Nasional/Internasional
a . MSF ( Medicins Sans Frantieres ) atau Dokter tanpa batas mereka berada di Lembah kamu selama kurang lebih 2 minggu dan mereka berhasil menggunjungi rumah-kerumah korban dan MSF Membantu 42 macam obat kepada Puskesmas Kamu Moanemani .
b. Tanggal 6 Juni 2008 Tim Oxfam 5 orang Naik Ke Moanemani sampai di moanemani Oxfam membantu perbaikan Pipa air masukan ruang perawat, pasang talas air , pasang kelambu ditempat tidur perawat ,dan Bantu buat tempat tidur perawat, Bantu aboket dan obat-obatan,selanjutnya mereka tinggalkan Moanemani lalu kembali ke Jawa melalui Bandar udara Enarotali.
2. LSM Lokal ( dari Yayapura dan Nabire )
Menurut Andreas Boby Kepala Puskemas bersama Medis puskemas Kamu Moanemani mengatakan tidak ada kunjungan ataupun Bantuan dari LSM local yang bergerak bidang Kesehatan baik dari Nabire Seperti Primari maupun juga LSM Kesehatan yang Jayapura .
a.6. kehidupan masyarakat Lembah kamu
1. Lingkungan pekarangan rumah tidak bersih.
2. Minum air yang tidak di masak
3. kurang mandi.
4. Makan minum tidak teratur artinya ada makanan/minuman hantam saja tanpa pikir penyebabnya ( sepertinya peristiwa pada tanggal 23 Juni 2008
Jam 11 00 wp saat saya wawancara kepala puskesmas di ruang kerjanya ada satu pemuda lewat di jalan raya, tiba-tiba di depan kami pemuda itu munta lalu kami mendekati Tanya dia ,tadi makan/ minum apa lalu pemuda itu menjawab baru saja saya beli fanta lalu minum).
Beli ayam potong yang di datangkan dari Jawa.
Rumah tidak memadai.
Pemerintah tidak menyediakan perumahan yang memadai.
Tidak ada kesejahteraan bagi masyarakat.
a. 7. Jumlah Kematian akibat Wabah muntaber
a. Kematian menurut Jenis kelamin
1. Laki-laki berjumlah 53 orang meninggal dunia.
2. Perempuan berjumlah 88 orang meninggal dunia.
b. Kematian menurut Umur
1. Kematian anak umur 1 tahun s/d 10 tahun berjumlah 38 anak
2, Kematian Umur Remaja 11 tahun s/d 20 tahun berjumlah 16 orang
3. Kematian umur Pemuda/I 21 s/d 30 berjumlah 22 orang
4. Kematian umur Dewasa 31 s/d 70 berjumlah 65 orang
c. Kematian menurut Agama
1. Agama Khatolik berjumlah 76 orang
2. Agama Kingmi (Kristen Protestan) berjumlah 65 orang.
d. Kematian menurut Distrik
1. Kematian Distrik Kamu di Moanemani sebanyak 105orang
2. Kematian Distrik Kamu Utara Idakebo sebanyak 36 orang.
III. Gejalah Penyakit dan Temuan Lapangan Berdasarkan hasil wawancara pada medis di puskesmas dan masyarakat lembah kamu memberikan keterangan tentang Gejalah dan temuan kepada kami bawah :
b. 1. Gejalah Penyakit Gejalah penyakit sementara Muntaber sampai laporan ini buat belum ada hasil pemeriksaan Laboratorium dari Jayapura jadi belum di pastikan virus yang mematikan bagi masyarakat lembah kamu . Namun demikian menurut Kepala
puskemas dan Medis mengatakan ada 3 macam muntaber yang di alami oleh warga masyarakat Lembah Kamu yakni :
Diare biasa yaitu buang2 air .ini bisa ditolong.
Diare lender campur darah ini kalau sudah masuk keadaann tidak sadar tidak bisa tertolong.
Diare tanpa kesadaran ini diluar pengetahuan medis ,ini yang kami juga belum tahu virus apa.
b.2. Temuan Lapangan .
a. Temuan saat Pasien Munta dan berak di puskesmas maupun di rumah.
1. Saat muntah dan berak kedua-duanya ada campuran darah.
Menurut saksi mata dan orang yang melayani penderita muntaber
mengatakan benar darahnya hitam sekali.
Saat muntaber ada cacing keluar lewat mulut dan keluar lewat anus.
Pada saat Pasien munta dan berak ada Pasien yang mengeluarkan darah melalui hidung, keluar darah melalui Telingga, kencing darah, berak darah dan muntah darah.
Ada Pasien muntaber hanya Satu malam muntaber bibir dan lidah luka-luka sehingga sulit dikasih suap makanan ,pasien seperti itu nyawa tidak bisa di selamatkan.
Saat Muntaber ada pasien yang dadanya panas tetapi ada pasien yang tidak panas.
Korban Muntaber yang di kampung2 itu hanya 4 kali saja muntaber, maka yang kelima kalinya itu tidak berdaya/ langsung mati.
b.Temuan Lapangan pada saat antar pasien Ke rumah sakit dan Bawah
pulang mayat ke rumah.
Pada saat warga masyarakat yang dapat muntaber mereka berusaha mau bawah Ke puskesmas tetapi tidak ada transportaksi /kendaraan dan jaraknya cukup Jauh kalau jalan kaki 3-4 jam baru tiba di puskesmas kamu Moanemani hal ini menyebabkan kematian Warga masyarakat Lembah Kamu cukup banyak meninggal dirumah. Saat Terjadi Wabah muntaber seharusnya pemerintah Daerah Nabire dan Pemerintah Propinsi Papua harus siapkan beberapa kendaraan roda 4 untuk angkut masyarakat yang muntaber untuk efakuasi kepuskesmas.Kenyataannya tidak seperti itu sehingga masyarakat yang kena
muntaber di angkut dengan ojek di bawah kepuskemas apabila ada Ojek
begitupun masyarakat yang mati akibat muntaber di puskesmas di angkut bawah pulang kerumah dengan mengunakan ojek,1 ojek naik 3 orang, depan
pengojek,tengah orang mati belakang pengan orang mati adalah keluarga
korban.Hal ini kami juga saksikan pada saat mayat Marci Edowai di bawah
pulang kerumah .(tidak ada photo karena camera kena air hujan ).
IV. Konspirasi di balik wabah Muntaber
Yang menjadi pertanyaan adalah apa dan siapa yang menyebarkan virus mematikan ini? Apakah ini sebuah tindakan kebetulan atau wabah penyakit biasa? Hampir semua warga masyarakat di Lembah Kamuu cenderung menilai penyakit ini adalah sebuah tindakan sengaja yang diciptakan oleh pihak-pihak tertentu.
Tuduhan pun akhirnya ditujukan kepada Pemerintah Indonesia. Katanya, dalam operasionalnya dijalankan oleh kontraktor lapangan terbang Moanemani, yang juga seorang anggota Polisi. Tindakan jahat sang “polisi pengusaha” ini diawali dengan perekrutan tiga orang setiap kampung (desa) di distrik Kamuu dan Kamuu Utara. Mereka dibekali dengan “virus Muntaber” yang berbentuk bubuk untuk ditaburkan di depan pintu rumah warga dan di kebun . Sebagai imbalannya mereka diberi gaji Rp. 3.000.000,- perbulan.
Seorang pemuda yang pernah diajak untuk menjalankan kejahatan ini pernah mengaku hal itu. “Saya dan seorang teman saya pernah diajak terlibat, tetapi saya menolak. Sedangkan teman saya menerima tawaran itu. Mereka diberi obat seperti bubuk dan diberi gaji tiga juta setiap bulan,” kata pemuda yang tidak mau menyebutkan identitasnya.
Tidak hanya itu, dua orang pelaku kejahatan ini yang pernah tertangkap tangan sedang menabur bubuk virus juga pernah mengatakan hal yang sama. Mereka mengaku kalau mendapatkan virus dari seorang yang berinisial MD (anggota polisi ) .
Ada juga kabar yang beredar di tengah masyarakat bahwa bubuk itu berasal dari seorang tokoh nasional, yang juga sebagai pimpinan sebuah partai politik. Tokoh nasional berinisial MSP ini dikabarkan pernah mengirimkan virus ini langsung dari Jakarta kepada MD dan lainnya di Moanemani. “Barang itu (virus muntaber – red.) itu dikirim oleh orang Jakarta. Tujuannya untuk menghabiskan orang Papua,” kata seorang warga masyarakat Moanemani. Benar atau tidak kabar yang beredar ini, masyarakat sangat yakin kalau wabah ini sengaja diciptakan untuk memusnahkan rakyat Papua, termasuk masyarakat di Lembah Kamuu.
Adanya sikap apatis dari pemerintah juga memperkuat dugaan keterlibatan negara dalam penyebaran penyakit ini. “Kalau pemerintah diam saja, ini membuktikan bahwa ada tindakan sistematis. Jadi para Kepala Distrik juga merasa ditekan dari atas,” ujar seorang tokoh pemuda di Nabire mengomentari adanya konspirasi di balik merebaknya penyakit ini.
Yang jelas kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Indonesia sudah mulai pudar, bahkan sudah tidak ada kepercayaan. Masyarakat di Lembah Kamuu yakin bahwa mereka adalah korban dari konspirasi politik dan ekonomi Negara Indonesia. Karena itu, sangat wajar kalau mereka menganggap semuanya adalah sebuah tindakan genosida. Dan wajar pula kalau mereka memperjuangkan kemerdekaan bangsanya untuk menghentikan genosida tersebut. Karena mereka mempunyai hak untuk hidup merdeka.
V. Polisi membuka Pemalangan masyarakat obano di Ogiyai Dimida Desa Kegouda Distrik Obano kabupaten Paniai Berita tentang wabah muntaber mematikan yang menghantam masyarakat Lemah Kamu tersebar di Distrik Obano bukan berita saja, tetapi virus muntaber juga ikut masuk ke Desa Kegouda Distrik Obana ,karena ada masyarakat pulang pergi menegok keluarga atau saudaranya di Lembah Kamu ketika mereka pulang kembali ke rumah ( obano ) terjangkit muntaber di bawah masuk ke obano, akibat muntaber 9 orang meninggal dunia di paniai. Sehingga Masyarakat Obano tidak ada pilihan lain hanya satu-satunya melarang masyarakat lembah kamu tidak boleh masuk ke Obano ,larangan ini di lakukan suatu pemalangan jalan Trans Nabire Paniai di Ogiyaidimida .Setelah 3 hari Polisi Polsek Obano pergi membuka palang di Ogiyaidimida .Mereka merasa terganggu membawa masuk barang dagang dari Nabire masuk ke Obano.Bukan di Obano saja tetapi masyarakat Gakokebo Distrik Tigi juga palang di Iyadimi tetapi setelah 1 hari dengan kesadaran masyaraka.
VI. Tanggapan masyarakat Wabah penyakit muntaber ini menimbulkan beragam tanggapan di tengah masyarakat. Pada umumnya masyarakat cenderung tidak berdaya. Artinya, walaupun mereka menyaksikan 147 orang meninggal dunia, pemerintah apatis dengan wabah itu, dan ada kecurigaan-kecurigaan adanya genosida yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dengan melibatkan beberapa pihak, tetapi mereka tidak berdaya untuk menentangnya.
Bahkan masyarakat menganggap musibah ini sebagai hukuman yang harus diterima oleh seseorang (yang meninggal) karena dosa-dosanya. Ada yang meninggal dunia karena dianggap suka berzinah, melanggar patangan-pantangan yang berlaku dalam masyarakat adat Mee, dan lainnya.
Tetapi tidak sedikit juga yang menyadari bahwa wabah penyakit tersebut muncul karena disengaja. Menurut kelompok ini, pemerintah dan para pendatang (orang non-Papua) dituduh sebagai pihak yang menyebarkan penyakit muntaber. “Yang bikin penyakit ini adalah Pemerintah Indonesia dan para pendatang (orang non-Papua – red),” kata seorang tokoh masyarakat kampung Ekemanida, distrik Kamuu saat kami wawancara.
Bahkan lebih tegasnya, warga masyarakat cenderung menuduh seorang kontraktor lapangan terbang Moanemani, yang juga seorang anggota Polisi sebagai sumber dari penyebaran penyakit ini. Masyarakat bukan asal menuduh, tetapi sesuai dengan pengakuan para kaki-tangan sang kontraktor yang tertangkap basah sedang menyebarkan virus yang menyebabkan penyakit muntaber tersebut. “Dong sudah mengaku. Katanya dorang dapat virus itu dari kontraktor lapangan terbang. Setiap orang yang menjadi kaki tangan kontraktor untuk sebarkan barang ini (virus muntaber – red.) mendapatkan gaji 3 juta setiap bulan”, kata seorang Kepala Kampung yang pernah mendengarkan pengakuan itu yang meminta namanya dirahasiakan.
Di tengah tanggapan masyarakat yang demikian, tanggapan lebih tegas muncul dari Ketua Klasis GKIP Kamuu Timur, Pdt. Yehezkiel Gamopde Dumupa. Dumupa yang tidak tahan menyaksikan jemaatnya dibantai penyakit bagaikan binatang ini bereaksi keras.
Ia merusak kantor Distrik Kamuu Utara dan rumah Kepala Distrik Kamuu pada hari Selasa (3/6). Ia merusak pintu dan segala perabotnya. “Ya, saya memang rusak pintu ruang kerja 2 Kepala distrik mereka dua punya kantor dan rumah, karena mereka 2 malas tahu dengan wabah ini. Untung mereka tidak ada, kalau tidak saya bisa bunuh mereka dua,” kata Pendeta Dumupa.
Tidak hanya sampai di situ. Tokoh agama yang sering disapa Klasis Dumupa ini masih menunggu undangan dari kedua Kepala Distrik untuk membicarakan wabah penyakit muntaber ini. “Saya masih tunggu mereka dua punya undangan. Mereka harus undang saya. Kemana saja mereka bawa masalah ini saya tetap ikut”, katanya. Bukan hanya itu, bahkan dirinya mengaku akan terus menyimpan dendam kepada keduanya sebelum mereka berdua bersedia memperhatikan penderitaan masyarakat dan meminta maaf atas kelalaian mereka.
Di tengah tanggapan masyarakat kami dapat mewawancarai seorang kepala Distrik tentang mengapa virus itu muncul di lembah kamu dan masyarakat mati banyak ,tanggapannya kami juga binggung kematian-kematian itu , dia tarik saya kebelakang sebuah warung dengan singkat kepala distrik itu mengatakan ini ada orang sengaja menghambur racun dari udara sehingga masyarakat banyak korban. Menurut Aturan medis Wabah Muntaber atau wabah lain terjadi harus ada posko sistim 24 jam dan setelah berantas selama 1 atau 2 bulan para medis harus jaga tidak mempunyai alat memeriksa sample darah.
Data Korban berdasarkan Status Pekerjaan
ANDA KAMI HUBUNGKAN PADA SITUS WEB SITES:
http://www.flickr.com/photos/kkampjogya4westpapua/page2/
http://www.pemupukanrasismepapua.blogspot.com/
http://amoyemee.blog.friendster.com/
http://menasetugaskampus.blog.friendster.com/
http://aliansimahasiswapapua.blogspot.com/
http://westpapuanews.multiply.com/
http://edoway-yunus.blogspot.com/
II PENANGANAN WABAH MUNTABER
III KELUHAN MASYARAKAT KAMUU TERHADAP WABAH MUNTABER
VI RESPON MASYARAKAT NABIRE DAN MAHASISWA TERHADAP WABAH MUNTABER
KEGIATAN PENGGALANAN DANA KEMANUSIAAN MUNTABER
KRONOLOGI AKSI KEMANUSIAAN
KEGIATAN AKSI DI LAPANGAN
Wabah ini pertama kalinya muncul pada tanggal 6 April 2008 di desa Ekemanida, orang pertama yang meninggal dunia akibat muntaber adalah Goo Imoupai Goo. Pada tanggal 28 April 2008, kematian warga desa ekimanida dan idakotu semakin bertambah menjadi 17 orang yang meninggal dunia. Melihat hal ini maka Seorang ibu yang berinisial Paskalina Tebai dan beberapa Tokoh Intelektual bersama-sama melaporkan kematian itu ke Puskesmas Kamu. Dan kepala PUSKESMAS turun mengadakan pengobatan massal namun tidak tertolong, kematian masih saja berlanjut.
Idakotu mati banyak ini sudah, tanggal 12 Mei 2008 dr Daniel Lumangkin ( kasub SP3M Dinas kesehatan Kabupaten Nabire) memberikan laporan bahwa 17 warga desa idakotu dan ekimanida meninggal dunia akibat wabah ini kepada public pada hal yang sebenarnya 34 orang yang meninggal.
Mulai tanggal 13 Mei 2008 - 8 juli 2008 jumlah korban yang meninggal akibat wabah mematikan ini sudah berinjak hingga 110 orang, yang mana tempatnya pun bervariasi diantaranya di Ekemanida, Idakotu, Dogimani, Denemani, Makidimi (Apagougi), Dikiyouwo (Mauwa), Kimupugi, Duntek, Bukapa, Idakebo,Pugatadi I,Goodide, Ekimani/Nuwa dan Boduda seluruhnya di Lembah Kamuu . pada tanggal 8 Juli 2008, jumlah korban jiwa akibat wabah Misterius ini sebanyak 147 orang meninggal Dunia. Jumlah ini telah berkembang menjadi 173 orang, pada tanggal 30 juli 2008.
untuk merespon wabah misterius ini beberapa relawan sempat melakukan kunjungan ke Lembah Kamuu diantaranya; Tim MSF ( Medicins Sans Frantieres ) atau Tim Dokter tanpa batas melakukan kunjungan ke Lembah kamuu selama kurang lebih 2 minggu dan berhasil menggunjungi rumah-kerumah korban serta Membantu 42 macam obat kepada Puskesmas Kamu Moanemani. Tanggal 6 Juni 2008 Tim Oxfam Naik Ke Moanemani dan membantu perbaikan Pipa air masukan uang perawat, pasang talas air , pasang kelambu ditempat tidur perawat ,dan Bantu buat tempat tidur perawat , Bantu aboket dan obat-obatan. Dan bantuan juga datang dari P2M Kabupaten Paniai untuk membantu melayani masyarakat yang sedang melanda wabah di lembah kamu. Pada tanggal 6 Juni 2008 Tim Medis bersama Dokter Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire Naik Ke Moanemani selama 5 hari untuk mengadakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Lembah Kamuu tanpa membangun posko-posko penanggulangan wabah yang jelas. Namun semuah bantuan ini tidak dapat menghentikan wabah ini dan jumlah korban terus bertambah karena wabah misterius ini selalu berpindah-pindah tempat.
Masalah wabah muntaber yang terjadi di Lembah Kamuu merupakan masalah keselamatan manusia yang sedang mengancam kehidupan masyarakat Lembah Kamuu khususnya dan Papua umumnya. Kondisi terakhir mengenai ketersediahan Tenaga medis yang melayani pasien di PUSKESMAS Kamuu kurang lebih 10 orang serta obat-obatan di Gudang farmasi PUSKESMAS Moanemani kosong sehingga keselamatan masyarakat Lembah Kamuu akan hidup lebih lama menjadi terancam. Akibatnya jumlah masyarakat Lembah Kamuu yang meninggal tiap hari berkisar antara 10 hingga 20 orang lebih.
JUMLAH KEMATIAN MENURUT DESA
A. DESA EKEMANIDA
DISINI TIDAK PAS MEMAKAI TABEL JADI UNTUK MELIHAT TABEL LENGKAP ANDA KAMI HUBUNGKAN PADA SITUS WEBSITE KAMI PADA :
http://www.flickr.com/photos/kkampjogya4westpapua/page2/
http://www.pemupukanrasismepapua.blogspot.com/
http://amoyemee.blog.friendster.com/
http://menasetugaskampus.blog.friendster.com/
http://aliansimahasiswapapua.blogspot.com/
http://westpapuanews.multiply.com/
http://edoway-yunus.blogspot.com/
Ralat ada tamabahan
Latar belakang
Disamping sifitas pemerintahan daerah Kabupaten Nabire yang mengesampingkan masalah penangganan dan rasa perikemanusiaan demi untuk suatu keselamatan.
Daftar nama-nama korban Wabah Muntaber Kamuu
Desa pona:
Melkias Dimi 35 thn 03-08-2008, Kolera
Meliana Pekei 29 thn 03-08-2008, Kolera.
Desa Kigamani:
Oktovina Tebay 25 thn 04-07-08, Kolera
Klara Tebay 5 thn 04-070-08, Kolera
Desa Idadagi:
Sela Kamo (4thn) 05/07/08, Kolera
Yuliana Tebay (40thn) 05/07/08, Kolera
Sisilia Ikomou (30thn) 06/07/08, Kolera
Amos Kamoo (2hn) o6/07/08, Kolera
Wogeoumau Wogee (70 thn) 02/07/08, Kolera
Allena Iyowau (22thn) 2o/7/8, Kolera
Yuliana Deba (25thn) 05/07/08, Kolera
Tagibo Tagi(4thn) 06/8/08, Kolera
KESIMPULAN
Tentang Musiba Wabah dan Kolera di Distrik Kamuu Kabupaten Doiyai
Mulai dari April sampai dengan Juli ada Proses Pembiaran.
13 mei 2008 : Tim kemanusiaan musibah Wabah Muntaber Nabire mendatangangi kasus SP2M Dr. Daniel dan melaporkan kematian masyarakat lembah Kamuu berjumlah 34 orang, namun jumlah Manusia ini dibantah oleh Dr. Daniel dan mengatakan yang meninggal dilembah Kamuu berjumlah 17 orang.
11 Mei 2008:Tim dari Belgia Turung meneliti kualitas Air yang ada di Lembah Kamuu.
6 Mei 2008: Tim Dinas Kabupaten Nabire naik mengambil data kematian di Puskesmas Moanemani, tanpa memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terkena dan Penderita Waba Muntaber.
Mei 2008: Tim dari Rumah Sakit Karitas naik ke Moanemani dan melakukan pelayanan medis selama 1 minggu.
Awal Juni 2008: Jumlah orang yang meninggal sudah meninjak 67 orang, perhatian Pemda tidak ada. Jumlah ini dibagikan kepada kepada masyarakat Nabire berupa Selebaran, Poster serta dinaikan ke Media Massa baik Elektronik maupun media Cetak. Namun jumlah ini dibantah oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire: Yossina Manuarung.Amd.Kes.M.Kes. bahwa masyarakat yang Meninggal Dunia di Lembah Kamuu hingga bulan ini(Juni) sekitar 17 orang.
Juni 2008: Tim dari DEPKES PUSAT RI dari Jakarta naik ke Moanemani dan mereka Cuma memintah data korban di Puskesmas Moanemani tanpa memberikan pelayanan medis kepada para Korban Penderita Muntaber di Lembah Kamuu selama 1 (satu) minggu.
Juni 2008 DEPKES Provinsi Papua naik ke Moanemani Kasusnya sama dengan Kunjungan DEPLKES PUSAT RIdari Jakarta.
24 /-07/- 2008: Tim kemanusiaan wabah muntaber Nabire memasukkan data korban Wabah Muntaber ke Provinsi Papua.
28/-07-/2008: Pemimpin –pemimpin Gereja ,LSM dan Mahasiswa melakukan Jumpa Pers di TPK.
29-30/08/2008: Wabah Muntaber menjadi berita utama di JPR.
25/07/08: Tim Muntaber Nabire naik ke berita bahwa jumlah orang lembah Kamuu yang meninggal adalah 76 orang, namun jumlah orang yang meninggal ini dibantah oleh kepala DINAS KESEHATAN Kab Nabire keesokan harinya, dengan mengatakan tidak ada orban yang meninggal dan masih 17 orang karena kami sudah atasi.
27/07/2008: Jumlah kematian wabah muntaber di distrik Kamuu kabupaten Dogiyai sudah meninggkat menjadi 147 orang.
Awal Agustus 2008: jumlah kematian Wabah Kolera sudah meninggkat menjadi 173 orang.
15/08/08: Tim dinas kesehatan Nabire turung ke Moanemani, dan mereka membuka 4 buah Posko, keberangkatan tim ini, karena ada desakan dari tim penanggulangan wabah Muntaber Kabupaten Nabire, dengan melalui aksi demo.
28/08/08: tim relawan wabah kabupaten Nabire tibah di Moanemani dan memberikan bantuan Obat ke Puskesmas Moanemani, dan melakukan kunjungan desa-desa seperti: Desa Ekemanida, dan Desa Digikebo selama 1 minggu.
29/08/08: Jumlah kematian lembah Kamuu meningkat menjadi 237 orang.
TAMABAHAN DI DOGIYAI MASIH ADA ORANG YANG MENINGGAL DI TIAP DESA TIAP SATU ORANG TIAP HARI CARA PEMBERANTASAN MANUSIA PAPUA MULAI SEDIKIT MENURUNG SETELAH KETAHUAN DAN DAN MASYARAKATNYA BERONGTAK.
http://amoyemee.blog.friendster.com/
OLEH TIM RELAWAN KEMANUSIAAN WABAH KOLERA KABUPATEN DIGIYAI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
TANGGAPAN AKSI DEMO DAMAI
Nabire, 11 Agustus 2008
TUNTUTAN I menyatakan bahwa : mendesak pemerintah daerah kabupaten nabire, kabupaten Kabupaten Dogiyai, kabupaten paniai dan Pemerintah propinsi papua untuk lebih serius meningkatkan pelayanan medis bagi masyarakat yang sedang terancam hidupnya dengan menyediahkan tenaga, fasilitas dan sarana dan prasarana penunjang dalam menyelamtakan nyawa para pasien mulai dari distrik hingga ke kampong-kampung. Segera menyediahkan klinik-klinik (pos-pos) pelayanan di kampong-kampung agar memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik.
Respon sekdah :
Responnya positif.
TUNTUTAN II menyatakan bahwa : mendesak Presiden Susilo bambang Yudoyono dan pemerintah Propinsi Papua serta Pemerintah kabupaten untuk segera membentuk atau mendatangkan Tim Peneliti yang Independen untuk membuktikan kebenaran atas penyebab kematian ratusan masyarakat lembah kamuu dan paniai.
Respon dari Sekdah Nabire :
Untuk meneliti penyebab kematian masyarakat yang sedang melanda masyarakat Lembah Kamuu, maka kami dari dinas kesehatan kabupaten Nabire telah bekerja sama dengan tim Dokter bekerjasama dengan tim dokter dari propinsi papua untuk meneliti virus apa yang sedang menyerang masyarakat kita. Dan hasil yang diketemukan adalah penyebabnya penyakit kolera dan Muntaber. Hasil ini diberikan oleh tim dokter setelah tim dokter ini melakukan penelitian di laboratorium di Jayapura selama 1 bulan.
Yang kedua setelah mendapat informasi dari masyarakat mengenai wabah ini, kami pun telah melakukan tim dan pernah turun sekitar dua kali ke Lembah Kamuu selama beberapa hari diatas. Dan kami pernah melakukan pengobatan kepada masyarakat diatas.
Yang ketiga kami akan turun ke atas ( Lembah Kamuu ) untuk melakukan penyediahkan fasilitas sarana dan prasarana serta melakukan penyuluhan kesehatan serta pengobatan terhadap masyrakat yang kenan wabah di atas ( Lembah Kamuu ). Dan kami memohon kepada seluruh elemen masyarakat Kamuu yang nantinya akan ikut bersama kami ke atas bersama-sama dengan kami. Karena untuk meyakinkan masyarakat atas wabah ini, kami saja tidak mampu sehingga kita harus menyelesaikan secara bersama-sama.
TUNTUTAN III Menyatakan Bahwa: SEKJEND PBB dan Dewan WHO PBB segera mengirim tenaga-tenaga para medis untuk mengamankan dan melindung rakyat pribumi Papua Barat yang sedang berada pada ancaman kejahatan terhadap kemanusiaan manusia Papua ( Genoside ) melalui pendekatan BIO – MILITERILISME ( perang biologis )
Respon dari Sekdah :
Tidak dapat reospon yang jelas. Lanjutnya; kami akan melanjutkan pernyataan sikap ini, kepada pemerintah Propinsi dan pemerintah pusat. Karena merkalah yang dapat mendatangkan WHO dan kami tidak dapat bertanggung jawab. Mau datangkan WHO atau tidak, itu urusan pemerintah pusat bukan wewenang kami. Yang jelas kami akan naik ke atas ( lembah Kamuu )
TUNTUTAN IV menyatakan bahwa: menyeruhkan kepada masyarakat internasional yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari HAM, DEMOKRASI, KEBENARAN dan KEADILAN segera mendesak Sekjend PBB dan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mewujudkan tetang point-III di atas demi menegakan kemanusiaan Papua diatas segala kepentingan.
Respon sekdah:
Tidak ada respon, yang ada Cuma kebingungan.
LAPORAN HASIL AUDIENSI DENGAN SEKDAH NABIRE SETELAH TIM KABUPATEN NABIRE TURUN KE NABIRE
TUNTUTAN I menyatakan bahwa : mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire, kabupaten Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Paniai dan Pemerintah Propinsi papua untuk lebih serius meningkatkan pelayanan medis bagi masyarakat yang sedang terancam hidupnya dengan menyediahkan tenaga, fasilitas dan sarana dan prasarana penunjang dalam menyelamtakan Nyawa Para Pasien mulai dari Distrik hingga ke Kampong-kampung. Segera menyediahkan klinik-klinik (pos-pos) pelayanan di kampong-kampung agar memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik.
Respon Sekdah Setelah Tim Kabupaten Nabire turun Ke Nabire
Setelah Aksi Demo Damai selesai, kami para pejabat di Nabire lakukan pertemuan internal pejabat di saya punya ruangan, hasil kesepakatan rapat, kami langsung buat tim kerja dan saya yag dipercaya untuk menjadi ketua tim. Untuk berangkat keatas, kami berkeinginan untuk mengundang Tim Peduli Wabah Kolera Lembah Kamuu serta tokoh – tokoh agama, dan pemuda untuk naik ke Mowanemani bersamaan sehingga waktu itu kami telepon Bapak Pendeta tapi bapak tidak datang ke bandara jadi kami berangkat sendiri. Dan besok paginya kami berangkat ke Mowanemani kami melakukan coordinasi untuk membentuk tim peduli kemanusiaan. Dan Sekdah sebagai ketua tim.
Dan pada tanggal 13 Agustus 2008, tim dari Kabupaten Nabire yang diketuai oleh Sekdah Nabire naik ke Moanemani. Ketika mereka sampai di Moanemani, mereka melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh intelek, tokoh agama dan tokoh pemuda di Aula koteka Moge. Keputusan hasil pertemuan antara lain: mereka melakukan pengontrolan ke Puskesma Moanemani dan mereka menemukan Gudang Farmasi tersediah obat-obat yang dibutuhkan pasien, pemasangan air minum dan listrik serta tidak ada pasien yang dirawat di Puskesmas Mowanemani akibat Wabah ini.
Tim ini pertama kalinya melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga Kamuu dan membuat Jamban ( WC ), melakukan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan di desa Egebutu di bawa tim dr Heru. Tim juga membangun 7 poskoh-poskoh di beberapa titik penting di daerah Lembah Kamuu, diantaranya; yang pertama di desa Egebutu, Kecamatan Dogiyai, Kecamatan Ikrar, Kecamatan Kamuu Timur, Kecamatan Kamuu Selatan ( Puweta) dan dan sebagai poskoh pusat di tempatkan di Mowanemani. Sebagai sumber informasi antar poskoh, tim sekdah juga menyediahkan Hand Telephone ( HT ), serta menyediahkan obat-obatan di setiap Poskoh. Dan tenaga medis.
Keluhan masyarakat lembah Kamuu saat rapat di Aula Koteka Moge adalah kami masyarakat lembah kamuu tidak membutuhkan Dana dalam bentuk apa pun, dan kami hanya membutuhkan penyediahan fasilitas berupa WC, pembersihan lingkungan, perlengkapan alat –alat kerja ( parang, sekop dll) serta tenaga relawan.
Saat Tim dari Kabupaten Nabire naik Ke Moanemani, Yayasan Obor Yusup sudah ada di Lembah Kamuu. Yayasan ini naik ke Mowanemani pada tanggal 11 Agustus 2008. Yayasan juga menyediahkan 3 orang Pendeta. Yayasan ini membantu obat-obatan, menyediahkan tenda – tenda, pemansangan air di Puskesmas Mowanemani, memberikan pelayanan obat-obatan kepada pasien serta memberikan penguatan iman kepada masyarakat di Gereja-Gereja.
Selain itu yayasan tersebut diatas, Tim dari Rumah Sakit Karitas juga ada di Mowanemani pada saat yang bersamaan. Dan Tim ini memberikan pelayanan pengobatan dan penyuluhan mengenai pentingnya jaga kesehatan badan dan lingkungan kepada masyarakat Lembah Kamuu.
Kepedulian masyarakat internasional terhadap wabah yang terjadi di lembah kamuu pun menjadi perhatian serius. Hal ini terlihat dengan jelas bahwa ada beberapa LSM Internasional yang pernah turun ke Lembah Kamuu. Menurut keterangan Bapak Sekdah nabire, tanpa menyebut Identitas LSM, dia mengatakan ada LSM Luar Negri yang sedang melayani masyarakat di Lembah Kamuu.
Demikian hasil audensi, kami Tim Peduli Penanggulangan Wabah Kolera di Lembah Kamuu ( Ketua Tim ( Pdt Daud Auwe M.DIV ) dan Sekertaris Tim ( Marchell Goo ) dengan Bapak Sekdah Nabire di Ruang Kerjanya. pada hari Jumat, 15 Agustus 2008, Jam : 10: 25 WIT – 11 : 30 WIT.
MUSIBAH KOLERA MOANEMANI DOGIYAI
http://www.kapanlagi.com/h/0000242075.html
http://www.solopos.co.id/zindex_menu.asp?kodehalaman=h02&id=74127
http://bikda.papua.go.id/2008/08/04/soal-kolera-di-dogiyaiangka-kematian-masih-kontroversi.html
http://hariansib.com/2008/08/10/kolera-papua-korban-sudah-239-jiwa/
Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Berikutnya
https://www.myheritage.com/site-1373457562/dotatijognaja
Posting Komentar